Lalu apa?
Bahwa tak selamanya menjadi biasa. Kata ini meluncur saja melawan sekat norma.
Kau tak ingin menjadi hilang. Menjadi gumpalan lumpur yang menumpuk di dasar sungai.
Tak menjadi masalah kau tak ada. Matahari masih terik dan langit masih merona senja.
Aku pergi mencari wajah. Yang akan kukenakan saat burung menukik ke permukaan air menusuk seekor salmon. Yang akan kubawa saat awan terganggu tidurnya akibat pesawat yang lewat tanpa permisi.
Kau adalah harum. Pucuk di kala fajar.
Berkelana mencari selembar rasa, yang ditandatangani semesta.
Padahal Tuhan hanya memberi perintah sabar. Lalu kenapa aku memintamu segera datang?
Padahal Tuhan hanya memberi perintah sabar. Lalu kenapa aku memintamu segera datang?
ReplyDeleteaaaaaaaa