Bisa makan sambil ngobrol-ngobrol, bisa bete di jalan terjebak macet, bisa nonton drama series 1 episode, bisa masak rendang setengah mateng, atau bisa lagi deg-degan karena mau wawancara kerja atau meres otak karena lagi ujian.
Gw seolah diingatkan lagi soal betapa berharganya waktu ini ketika kemarin tes ielts yang kesekian kalinya. Paling kerasa di bagian reading dan writing. Di kedua bagian ini kita dikasih waktu masing-masing 60 menit alias 1 jam. Pada reading, waktunya kebagi 3 karena ada 3 passage yang harus dibaca dan dijawab pertanyaan terkait passage tsb. Otomatis, kita mengalokasikan 20 menit for each task, di instruksinya pun demikian sih. Walaupun menurut gw ternyata ga se-even itu pembagian waktunya. I would say 15, 20, dan 25 karena tingkat kesulitannya semakin naik. Anyway, dalam waktu yang singkat itu, kita dituntut paham poin-poin utamanya, terlebih agar bisa menjawab pertanyaan. Sama ceritanya dengan writing yang punya 2 task. Task 1 dikasih waktu 15 menit dan task 2 sisanya yaitu 40 menit.
Baik reading maupun writing, yang pertama dilakukan adalah lihat jam. Jam berapa mulai dan jam berapa ini harus selesai. Ketika jreng mulai, waktu rasanya sangat amat berharga, ketika udah lewat semenit, gw minimal harus tahu apa yang dihadapi. Empat menit berikutnya gw udah harus bisa memahami pertanyaan (pada reading) dan bikin draft tulisan (pada writing). Pas 5 menit terakhir, itu rasanya senewen sekaligus lega sih. Senewen karena waktunya "tinggal" 5 menit tapi lega karena bersyukur "masih" punya 5 menit. Dimana di waktu segitu, masih ada banyak hal yang bisa dilakukan, seperti mengecek typo, nambah kalimat penutup, atau mengerjakan 5-8 soal sisa di passage terakhir
This thought came when I was in spare time after I finished my exam. Bagi gw yang banyak menghabiskan waktu di Instagram lately, this whole thing is completely a self-reminder. Saat itu gw mikir, "wah ini selonjoran gini sambil browse Instagram kalo kemaren dipake mikir ielts kemarin berharga banget waktunya ya" atau kaya "kemarin 1 jam bisa nulis at least 450 kata, sekarang dipake bikin apa ya?".
Pada saat ujian, gw sadar sekali pergerakan jarum jam dan detik yang berdetak. Perubahan dari 12.15 jadi 12.18 itu sangat berharga. Kalau hari biasa mah hardly even notice, itungannya baru kerasa kalo udah beda 1 atau 2 jam. Dan ternyata waktu berjalan sangat cepat. Seremnya lagi--although this is absolute and obvious--waktu tuh emang gak bisa mundur, dia akan maju aja gitu, gak ada yang bisa memberhentikan jarum detik bergerak--kecuali batre jamnya abis *ba dum tss*. Intinya, waktu tak menunggu siapa pun.
Kadang suka lupa sih kalau waktu yang kita punya itu kayak uang. How do we want to spend our time? Waktu juga bisa habis kayak uang. Instantly, gw langsung inget surah Al Asr yang dimana Allah bersumpah demi masa, demi waktu.
source |
Apalagi ya kalo mengingat bahwa waktu di dunia ini kalau dibandingkan waktu di akhirat ibarat cuma 15 menit aja. Subhanallah wallahuallam.
So, please, use your time wisely ya *100% ngomong ke diri sendiri
Cheers!
No comments:
Post a Comment