It's been almost six years since I entered this jungle that's called life.
Kalau menurut konstitusi usia dewasa itu adalah 17, kalo menurut gw pribadi, gw mulai dewasa umur 20. Dan, hidup yang sebenarnya dimulai ketika lulus kuliah, umur 22. Karena kuliah, bagi gw, adalah perpanjangan dari masa pendidikan wajib. Orang--yang gw lihat secara naif di lingkungan sekitar--menjalani S1 karena wajib. Selesai itu, barulah mereka punya kendali mau melanjutkan apa dengan hidupnya. Karena kemudian, pilihan-pilihan yang diambil sangat beragam. Ada yang nikah, ada yang lanjut sekolah, di luar dan di dalam negeri, ada yang kerja, di luar dan di dalam negeri, ada yang melanjutkan bidangnya, ada yang melanjutkan sedikit berhubungan dengan bidangnya, dan ada yang mengambil jalur baru sama sekali. Maka, sangat tidak adil kalau menyamaratakan timeline karena masing-masing dibesarkan di lingkungan yang beda dan punya prioritas yang tidak sama.
Anyway, that's my personal view. "Telat lu baru hidup di umur 22!" mungkin itu sebagian dari apa yang orang lain pikirkan terhadap pendapat ini. Bodo amat.
And speaking of late, di kondisi gw yang sekarang juga gw belum jadi siapa-siapa. Ada 2 pit stop yang bagi gw adalah accomplishment yang harus gw capai demi bisa jadi siapa-siapa: S2 dan nikah.
My mother be like: "Have you found someone who you can marry yet?"
My father be like: "Have you admitted to a master course yet?"
Gw berpikir kalau gw udah punya 2 hal itu, masalah akan selesai. Padahal dengan menambah responsibility di 2 hal tersebut, masalah-masalah lain yang mungkin lebih besar sudah menunggu. Tapi setidaknya, gw sudah ga berhutang lagi ke orang tua gw.
Lalu? Kenapa belum kesana?
Gw habis bensin. Gw ga tau apa yang bikin gw habis bensin dan kenapa itu bertepatan sekali dengan pekerjaan gw disini. Rasanya cape ga beres-beres, padahal produktivitas menukik jauh. Gw kehilangan fokus dan semangat untuk memulai lagi. Tapi kemudian--karena ga ada yang akan menolong diri sendiri selain gw sendiri--gw berusaha untuk menata kembali tujuan gw. Meskipun gw ga tau apa itu. Mungkin gw telat, tapi toh kesempatan hanya dikotak-kotakan oleh manusia sendiri. Gw meyakinkan diri sendiri kalau ada ribuan cara disana yang bisa dicoba, asal cara-cara tersebut bisa mengantarkan ke tujuan.
Bukankah tidak ada kata terlambat untuk memulai lagi?
Cheers!
No comments:
Post a Comment