Sebuah ilusi yang tak yakin ada namun tak beranjak juga.
Pada celah yang kita biarkan terus membuka, kau mengenalku dan aku memahamimu.
Sampai serat fajar mengintip, seolah kita memiliki banyak waktu.
Aku menepati janjiku pada diri sendiri, sekaligus melanggarnya.
Kau tidak menjadi kata yang membuncah-buncah,
tapi jari yang bertaut malu-malu sepanjang jalan itu saling berserah.
Ekor cahaya yang tertinggal memantul-mantul pada rona, bercerita akan cinta.
Cheers!
No comments:
Post a Comment