Friday, February 10, 2017

Bridesmaid Dresses




So, it comes again, the time where your friends get married and they give you a bridesmaid-dress cloth and then you start to think; what kind of dress should I make with this cloth?

In November, I was given a pink-tosca dress cloth. After contemplating on #bridesmaiddresses Instagram tags day and night, I decided to make it... well, quite ordinary. Like, really, you can easily spot a hijabis wear that kind of dress in aaaaany wedding reception. It looks like this:

I'm on the left. Btw, thanks #chrisnazarahwedding for the photo
Of course it's not me who actually made the dress. Ibu penjahit langganan deket kantor yang berkali-kali gw minta untuk jahit bahan-bahan baju bridesmaid. Ibu yang ini lumayan juga sih, cuma bukan tipe penjahit yang desain sendiri dan punya ide-ide yang kadang dibutuhin ketika orang awam seperti gw stuck dengan model.

Sampai ketika bulan Januari gw harus jahit bahan lagi. Kali ini even more challenging: warna PUTIH. Buat saya yang gendat tentu saja ini adalah tantangan. Gimana caranya bikin baju putih tanpa bikin gw terlihat tambah lebar? >:|

Lalu gw pun kepikiran, kenapa sih baju bridesmaid harus yang formal-formal gitu? Dan karena feed Instagram (yes, I'm addicted to Instagram, parah) gw adalah akun-akun vintage dress, and I FREAKING LOVE VINTAGE DRESS ESPECIALLY THE 20s, so I thought, "let's make this dress more like me by making it like the iconic 20s!"

Inspirations:

And of course Briony from Atonement inspired me as well.


And, no doubt, the mainstream model for the 20s inspiration, Daisy from The Great Gatsby.


Gw pun menggambar, menjelaskan, dan merevisi desain yang gw mau ke Ibu penjahit. Hasilnya? Well, not exactly dainty like those women I showed you but close enough. I mean, sebagai pionir baju bridesmaid yang agak di luar pakem, this is a good start. Pun, jadinya ini baju bridesmaid pertama kalinya yang nggak mesti tahan perut.

White and supposed-to-be-gold-but-more-like-mustard in #FidAriaWedding.
Btw, bahan warna mustardnya sih nambah sendiri.

DID I NAIL IT? Lol.

Gw jadi berpikir from now on, gw mau mencoba dress-dress semacam ini kalau dikasih bahan jahitan lagi. Kecuali kalau yang emang harus kebaya sih ya. I love kebaya + kain as well. Such a traditional look. Baju kebaya bridesmaid yang paling lumayan sejauh ini:

#MayangAdamHalal2016

That was after I did my mayo diet on early 2016 HAHA that's why I looked skinnier. Sekarang, bye.

I originally wanted to blog about why I love the 20s dresses so much. But I guess I have some lists I want to write about and it will be a super long post if I do it now. Anyhow, dikasih bahan buat seragaman itu sebenernya seru, apalagi pas difoto bareng sama temen-temen lain. Cuma pusingnya adalah mencari model yang bisa dipake pas hari H dan setelahnya. Karena sayang aja gitu kalau cuma dipake sekali doang. Total kayanya ada 7 baju (dress dan kebaya) jahitan gw yang custom, termasuk kebaya wisuda. Dan honestly, baju-baju itu jaaaaraaaaaang sekali dipake. Even kalo pergi kondangan lain juga jarang dipake.

Mari kita akhiri dengan kata-kata mutiara dari Ibu penjahit, "dikasih bahan wae atuh, kapan atuh neng Hawa ngasih bahan?"

Cheers!

Saturday, February 4, 2017

Rasa dan Logika

Menulis itu menyembuhkan.

Menyalurkan penat yang menggenang jenuh dalam pikiran. Mengalirkan kata yang tak tersampaikan oleh lisan. Menyuntik keberanian karena menulis adalah jujur dengan diri sendiri tanpa harus dinilai orang. Menciptakan ruang dimana kita merasa aman, jauh dari bingar hidup yang tergesa-gesa.

Aku menulis dengan rasa. Hidupku dijalankan dengan rasa.

Kupikir kebencianku akan angka dan keenggananku akan logika bisa berakhir. Ternyata, aku sama saja dengan memilih mati. Karena hidup, dalam setiap jengkalnya adalah sebuah perhitungan eksak. Dibangun dengan geometri, berjalan dengan probabilitas. Meski tak selalu 1+1=2, tapi semesta berhitung. Katup jantung punya jadwal, bahkan penciptaan manusia dimulai dengan kelipatan 2. Cacatnya saja bisa dipetakan dengan kalkulasi.

Hidup tak bisa bergantung pada andai-andai. Bahkan keajaiban saja ada rumusnya.

Menjadi lengkap jika rasa dan logika bekerjasama.