Saturday, January 6, 2018

Aktifitas atau Aktivitas?

Tanpa bermaksud sombong, bagi saya penulisan kata "aktifitas" itu sama-sama bikin gatel kayak lihat Yakult yang dibiarkan di suhu ruang. Satu level sama orang yang tepuk tangan pas pesawat sukses landing. Just why.

Tapi karena kejumawaan adalah temannya setan, maka saya gak boleh sinis. Hanya saja, I was genuinely surprised bahwa ternyata masih ada aja yang nulis gitu. Saya pikir menulis yang demikian adalah sebuah common sense, ternyata memang tidak semua orang ngeh akan hal itu ya. Ibarat orang buang sampah sembarangan aja sih, dikira common sense tapi ternyata gak semua orang ngerti kenapa buang sampah harus di tempatnya. Ibarat saya yang agak gaptek terus pasti bakal dilihat seperti simpanse aja oleh yang jago teknologi ketika mengoperasikannya.

Tapi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut saya penting untuk diterapkan oleh orang Indonesia sendiri. Kalau belum biasa, setidaknya diingat mana yang baik dan tidak menyebarkan kebiasaan yang salahnya. *karena pengen bener berbahasa, kata "saya" dipakai khusus untuk postingan ini. Oke baiklah. :))))

Mari kita telaah (tela-aaah~) kesalahan umum yang tadi. Mana yang bener, "aktivitas" atau "aktifitas"?

Jawabannya "aktivitas".
Kenapa? Dalam bahasa Indonesia, ada banyak kata-kata yang diserap langsung, baik kata dasar maupun kata berimbuhannya. Unsur kata serapan ini biasanya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia, makanya ejaan dan pengucapannya diubah tapi tetap dapat disandingkan dengan kata aslinya. Apa maksudnya? Salah dua dari Panduan Penulisan EYD itu kurang lebih kaidahnya begini, terutama untuk yang serapan dari bahasa Inggris;

  • Kata yang memiliki huruf v di depan atau di tengah kata, tidak berubah. Contohnya, vitamin tetap jadi vitamin, television jadi televisi.
  • Penulisan kata yang berakhiran -ive berubah menjadi -if, sedangkan -ity menjadi -itas. Contohnya, descriptive jadi deskriptif, university jadi universitas.
Dengan rumus itu, maka;

Kata yang asalnya active menjadi aktifdan activity menjadi aktivitas.

Oke, gan?


Menurut internet (karena saya belum pernah tanya langsung) sih katanya orang yang nulis "aktifitas" itu mengira kalau kata dasarnya adalah "aktif" terus ditambah "-itas". Kata dasarnya udah bener memang, tapi ya itu tadi, kata-kata banyak yang diserap tidak hanya kata dasarnya aja tapi juga kata berimbuhannya. Nah, kalau orang yang nulis "aktiv" gimana? Duh, gimana ya. Tanpa mengurangi rasa hormat, kadoin buku LKS Bahasa Indonesia aja tolong. Nggak deng, ya udah inget aja kaidah yang di atas itu.

Ada satu lagi yang bikin saya gatel, yaitu penulisan kata depan "di". Sama kayak sebelumnya yang dikira udah gak perlu dikasih tahu lagi, eh ternyata banyak juga orang yang nulis "ditempat", "dilokasi", "diruangan", "di kerjakan". Walaupun tipe "di kerjakan" lebih jarang sih dibanding yang 3 sebelumnya. Do you see the problem?

Penggunaan "di" itu dipisah ketika diikuti oleh kata benda dan kata keterangan. Hanya jika "di" diikuti oleh kata kerja, maka penulisannya digabung.

Contoh "di" yang diikuti kata benda atau keterangan:

di kamar
di dapur
di ruangan
di tahun 2018
di bab 10
di kantor
di atas
di samping

Termasuk nih, kata yang banyak mengecoh orang: di mana. Banyak, termasuk saya juga kadang lupa, yang nulis ini jadi "dimana" karena seolah "dimana" udah jadi satu kata yang gak bisa dipisah. Ternyata nggak guys, penulisannya harus dipisah karena itu menunjukkan kata keterangan tempat.

Contoh "di" yang diikuti kata kerja. Ini jadi bentuk pasif dari kata kerja:

dibersihkan
dicuci
dilihat
dikembangkan
dijalani aja dulu siapa tau nyaman
dipasangkan cincin
diputar
dipanaskan
diaduk
ditulis

Oke lah, segitu dulu kelas bahasa Indonesia ala-ala di wiken ini. Bukan mengajari untuk kaku, karena toh saya juga pengguna bahasa informal sehari-hari. Tapi dua contoh di atas toh bukan soal formal - informal, itu kaidah bahasa Indonesia yang dasar banget dalam berbahasa. Masih banyak juga sih kaidah bahasa yang kadang kita lupa atau abaikan. Bisa dilihat di blog ini kalau mau. And there are many many many more if you want to find out yourself.

Anyhow, to me personally, alhamdulillah menulis adalah sesuatu yang terasa alami--dan yang mau saya pelajari dengan ringan hati. Mungkin kalau temen-temen kelebihannya beda lagi, semisal bisa masak soto sambil merem. Sedangkan saya goreng nugget aja undercook. Saling mengingatkan aja ya, kalau ada yang gak tahu, ya kasih tahu aja tanpa mengolok-olok. Walaupun ya ada aja ignorance orang yang bikin pengen kayang.

Cheers!