Dua hari kemarin gue dan orangtua gue jadi keranjingan nonton Indonesia Mencari Bakat di TransTV. Yea, yea, call me "kemana aja??" untuk baru nonton acara itu sekarang-sekarang. Tapi beralasan juga sih karena gue pikir acara ini ngejiplak pencarian bakat kaya America's Got Talent or something, dan udah skeptis duluan yang ditampilin juga garing dan bakat-bakat yang maksa. Ditambah gue pernah baca review di koran kalo ada yang ikut acara ini dan kerjaannya melotot-melototin matanya pas akting marah. Oh, what a crap.
Tapi, setelah gue nonton sekali, ternyata bagus juga. Mereka punya talent yang dikemas jadi acara yang menarik dan menghibur. Dan favorit gue adalah Putri Ayu. She's only 13 but has a stunning voice. Just check it out ;)
Gila, suaranya bikin merinding (gue sih memang suka denga lagu kaya gini dan selalu merinding kalau suara penyanyinya bagus) and for honest, i prefer her than Gita Gutawa. Memang belum sempurna, tapi dia punya aset berharga, tinggal dipoles dikit, you can go to Broadway, you know, Putri. Jangan jadi artis di Indonesia yang nanti rutin masuk acara gosip. Meningan belajar di luar dan kembali ke Indonesia sudah jadi nama besar yang membanggakan. Hey, I wish my future daughter could sang like this ;)
Monday, May 31, 2010
Saturday, May 29, 2010
Fermentstation: A Delicious Trip to Fermented Foods
Tanggal 28-29 April kemarin, jurusan gue, Mikrobiologi, mengadakan acara pameran makanan fermentasi yang bertajuk Fermenstation: A Delicious Trip to Fermented Foods. Fyi, yang ngasih nama itu gue looooh..hehe agak bangga juga soalnya acaranya besar dan baliho yang dipajang juga gede-gede dimana orang banyak bisa baca, dan tercantum di semua surat yang dikeluarin untuk ngurusin acara itu. Hehe, ada rasa gimanaa gitu ketika nama yang keluar dari ide lo tercetak hitam di atas putih ;)
Acara ini sebenernya adalah acara rutin tiap taun yang diadain mahasiswa tingkat 3 prodi Mikrobiologi yang memamerkan hasil penelitian mata kuliah Mikrobiologi Analitik. Jadi, di mata kuliah itu ada praktikum yang topik penelitiannya tentang makanan fermentasi, ada yang bikin nata de banana (kelompok gue), ikan samu, terasi udang, tempoyak, keju, dan tempe gembus. Hasilnya--yang tentunya udah diuji toksisitas dan organoleptik--dipamerkan ke khalayak banyak. Tujuannya adalah mengenalkan makanan fermentasi dan sekalian promosi prodi Mikrobiologi aja, biar eksis. Hehe.
Taun kemarin (angkatan 2006) juga ngadain, tapi makanan yang dipamerin cuma satu macem, keju doang, dan pamerannya berlangsung di selasar Kebab. Taun ini pas angkatan gue, Ibu Pingkan, selaku dosen matkulnya, pengen acaranya diperbesar dari skala tempat, produksi, publikasi, dan jumlah undangan. Jadilah kita sebagai pengisi acara juga merangkap panitia. Heboh banget deh, darah keringat air mata ngurusinnya.
Sekedar berbagi pengetahuan, makanan fermentasi itu makanan yang melibatkan mikroba pada proses pembuatannya. Ada fermentasi spontan, yang mikrobanya udah secara alami muncul sendiri di makanan itu, ada fermentasi buatan, yang mikrobanya sengaja ditambahin. Makanan yang difermentasi biasanya lebih tahan lama dan cita rasanya meningkat. Contohnya ga usah jauh-jauh, tempe yang dimakan sehari-hari aja adalah produk fermentasi dari kacang kedelai yang dibantu sama jamur Rhizopus. Makanan fermentasi itu jumlahnya buuannnyaaak banget di seluruh dunia ini, di Indonesia aja belum tentu semuanya diketahui sama masyarakat luas. Mungkin harus ada yang mendata makanan fermentasi di seluruh Indonesia dan jadi semacam database gitu, sebelum makanan/minuman fermentasi unik yang tiba-tiba diklaim bangsa lain. Hmm, gue jadi berpikir, itu bisa juga jadi kerjaan ya (elus-elus dagu).
Nah, allow me to introduce our fermented foods exhibitioned in Fermentstation:
1. Nata de Banana : ini mirip sama nata de coco, bedanya kalau nata de coco pake bahan dasar air kelapa, kalau nata de banana pake air kulit pisang. Nata yang dihasilin sama persis kaya nata de coco, jadi jangan anggap nata de banana ada rasa-rasa pisangnya ya, hehe. Fermentasi ini pake bakteri Acetobacter xylinum.
2. Ikan samu : samu itu artinya beras. Ikan beras, apa itu? Jadi ikan samu itu ikan kembung yang dibalut beras, ditumpuk-tumpuk, terus disimpen (difermentasi) beberapa hari, dan voila jadi deh ikan samu yang asin. Fermentasi ini pake mikroba indigen, mikroba yang alami ada di situ.
3. Terasi udang : kalau yang ini kayanya udah ga asing lagi kali ya. Udang ditumbuk dan dikasih beberapa bumbu, disimpen dan jadi deh terasi udang. Fermentasi ini juga pake mikroba indigen.
4. Tempe gembus : tempe ini dibuat dari ampas tahu, difermentasi pake jamur Rhizopus. Tempe gembus ini jadi favorit loh pas pameran, abis enak dan testernya banyak, hehe.
5. Keju : keju yang dibuat ada dua macem, ada yang dari susu kedelai dan susu kambing. Keju susu kambing rasanya memang lebih enak dari susu kedelai, tapi harga susu kambing mahal banget, jadinya yang diperbanyak susu kedelai. Rasanya agak asem, tapi kalau ditambah apluket dan garlic jadi saus keju thousand island yang enak loh. Fermentasi ini kalau ga salah ditambahin mikroba tertentu, tapi gue lupa nama bakterinya apa. Hehe, forgive me kelompok keju ;p
6. Tempoyak : paasti banyak yang ga tau, hehe. Tempoyak itu fermentasi (pake mikroba indigen) durian yang sebelumnya udah ditambah cabe dan garem. Pasti bingung kan rasanya? Tempoyak ini makanan khas Palembang, biasa dijadiin bumbu masak. Pameran kemarin kelompok tempoyak ngolah ayam dan ikan patin pake tempoyak. Hasilnya? Enak banget ;)
Acara ini cukup sukses dilihat dari jumlah orang yang dateng, 1000 orang per hari datang untuk nyobain makanan fermentasi. Magnet terbesar sih emang gara-gara ada free tester, kebanyakan dari yang datang emang memburu free tester yang masing-masing stand nyedian. Oh iya, karena acaranya besar, jadi ga cuma stand 6 kelompok inti aja, juga ada tambahan dari stand-stand lain yang ikut ngeramein acara ini. Di hari kedua juga banyak media yang ngeliput, ada dari Trans TV (apa Trans 7 ya?), TV One, Metro TV, majalah Tempo, dan koran Kompas. Temen gue selaku ketua acara juga langsung dikerubungin wartawan aja, berasa artis lagi press conference.
Akhir kata, gue bangga dengan acara ini. Terutama acara ini adalah hasil dari kerjasama temen-temen seangkatan Mikrobiologi 2007. Oh, I'm so proud to be one of them. Kebersamaan kita membuktikan analogi batang lidi yang tipis rapuh bisa jadi sapu yang kuat ketika semua batang lidi itu bersatu. I love you, guys.
Buat angkatan 2008, sukses ya taun depan. Ayo buat acara pameran ini jadi lebih baik lagi, let the world knows what Microbiology and fermented food is. Let ITB knows that Microbiology has something to be proud of. Let high school students know that Microbiology is as popular as other major (yang kebanyakan jurusan teknik). And let the world knows that fermented foods can be the country's valuable asset.
Cheers!
Poster yang dipublikasi. Yaay! :D
Acara ini sebenernya adalah acara rutin tiap taun yang diadain mahasiswa tingkat 3 prodi Mikrobiologi yang memamerkan hasil penelitian mata kuliah Mikrobiologi Analitik. Jadi, di mata kuliah itu ada praktikum yang topik penelitiannya tentang makanan fermentasi, ada yang bikin nata de banana (kelompok gue), ikan samu, terasi udang, tempoyak, keju, dan tempe gembus. Hasilnya--yang tentunya udah diuji toksisitas dan organoleptik--dipamerkan ke khalayak banyak. Tujuannya adalah mengenalkan makanan fermentasi dan sekalian promosi prodi Mikrobiologi aja, biar eksis. Hehe.
Taun kemarin (angkatan 2006) juga ngadain, tapi makanan yang dipamerin cuma satu macem, keju doang, dan pamerannya berlangsung di selasar Kebab. Taun ini pas angkatan gue, Ibu Pingkan, selaku dosen matkulnya, pengen acaranya diperbesar dari skala tempat, produksi, publikasi, dan jumlah undangan. Jadilah kita sebagai pengisi acara juga merangkap panitia. Heboh banget deh, darah keringat air mata ngurusinnya.
Bu Pingkan: awal dari semua acara ini terjadi ;)
Sekedar berbagi pengetahuan, makanan fermentasi itu makanan yang melibatkan mikroba pada proses pembuatannya. Ada fermentasi spontan, yang mikrobanya udah secara alami muncul sendiri di makanan itu, ada fermentasi buatan, yang mikrobanya sengaja ditambahin. Makanan yang difermentasi biasanya lebih tahan lama dan cita rasanya meningkat. Contohnya ga usah jauh-jauh, tempe yang dimakan sehari-hari aja adalah produk fermentasi dari kacang kedelai yang dibantu sama jamur Rhizopus. Makanan fermentasi itu jumlahnya buuannnyaaak banget di seluruh dunia ini, di Indonesia aja belum tentu semuanya diketahui sama masyarakat luas. Mungkin harus ada yang mendata makanan fermentasi di seluruh Indonesia dan jadi semacam database gitu, sebelum makanan/minuman fermentasi unik yang tiba-tiba diklaim bangsa lain. Hmm, gue jadi berpikir, itu bisa juga jadi kerjaan ya (elus-elus dagu).
Nah, allow me to introduce our fermented foods exhibitioned in Fermentstation:
1. Nata de Banana : ini mirip sama nata de coco, bedanya kalau nata de coco pake bahan dasar air kelapa, kalau nata de banana pake air kulit pisang. Nata yang dihasilin sama persis kaya nata de coco, jadi jangan anggap nata de banana ada rasa-rasa pisangnya ya, hehe. Fermentasi ini pake bakteri Acetobacter xylinum.
2. Ikan samu : samu itu artinya beras. Ikan beras, apa itu? Jadi ikan samu itu ikan kembung yang dibalut beras, ditumpuk-tumpuk, terus disimpen (difermentasi) beberapa hari, dan voila jadi deh ikan samu yang asin. Fermentasi ini pake mikroba indigen, mikroba yang alami ada di situ.
3. Terasi udang : kalau yang ini kayanya udah ga asing lagi kali ya. Udang ditumbuk dan dikasih beberapa bumbu, disimpen dan jadi deh terasi udang. Fermentasi ini juga pake mikroba indigen.
4. Tempe gembus : tempe ini dibuat dari ampas tahu, difermentasi pake jamur Rhizopus. Tempe gembus ini jadi favorit loh pas pameran, abis enak dan testernya banyak, hehe.
5. Keju : keju yang dibuat ada dua macem, ada yang dari susu kedelai dan susu kambing. Keju susu kambing rasanya memang lebih enak dari susu kedelai, tapi harga susu kambing mahal banget, jadinya yang diperbanyak susu kedelai. Rasanya agak asem, tapi kalau ditambah apluket dan garlic jadi saus keju thousand island yang enak loh. Fermentasi ini kalau ga salah ditambahin mikroba tertentu, tapi gue lupa nama bakterinya apa. Hehe, forgive me kelompok keju ;p
6. Tempoyak : paasti banyak yang ga tau, hehe. Tempoyak itu fermentasi (pake mikroba indigen) durian yang sebelumnya udah ditambah cabe dan garem. Pasti bingung kan rasanya? Tempoyak ini makanan khas Palembang, biasa dijadiin bumbu masak. Pameran kemarin kelompok tempoyak ngolah ayam dan ikan patin pake tempoyak. Hasilnya? Enak banget ;)
Stand kelompok gue dikerubungin orang-orang yang lapar tester :p
Acara ini cukup sukses dilihat dari jumlah orang yang dateng, 1000 orang per hari datang untuk nyobain makanan fermentasi. Magnet terbesar sih emang gara-gara ada free tester, kebanyakan dari yang datang emang memburu free tester yang masing-masing stand nyedian. Oh iya, karena acaranya besar, jadi ga cuma stand 6 kelompok inti aja, juga ada tambahan dari stand-stand lain yang ikut ngeramein acara ini. Di hari kedua juga banyak media yang ngeliput, ada dari Trans TV (apa Trans 7 ya?), TV One, Metro TV, majalah Tempo, dan koran Kompas. Temen gue selaku ketua acara juga langsung dikerubungin wartawan aja, berasa artis lagi press conference.
Akhir kata, gue bangga dengan acara ini. Terutama acara ini adalah hasil dari kerjasama temen-temen seangkatan Mikrobiologi 2007. Oh, I'm so proud to be one of them. Kebersamaan kita membuktikan analogi batang lidi yang tipis rapuh bisa jadi sapu yang kuat ketika semua batang lidi itu bersatu. I love you, guys.
Buat angkatan 2008, sukses ya taun depan. Ayo buat acara pameran ini jadi lebih baik lagi, let the world knows what Microbiology and fermented food is. Let ITB knows that Microbiology has something to be proud of. Let high school students know that Microbiology is as popular as other major (yang kebanyakan jurusan teknik). And let the world knows that fermented foods can be the country's valuable asset.
Cheers!
Friday, May 28, 2010
Thursday, May 27, 2010
Way to Enjoy Your Food
Menurut gue, salah satu kenikmatan makan adalah ketika gue memasukkan beberapa suap kecil makanan, lalu gigi geligi mulai mengunyahnya sampai hancur sebagian, kemudian di saat itu, gue minum seteguk minuman dan beberapa potong kecil makanan terbawa bersama air ke kerongkongan. Hmmmm, berasa King of Denethor yang makan ayam, anggur, dan red wine. Perfect.
Couple of minutes before I write this, gue makan paketan standar Gokana yang isinya nugget ayam (apa daging sapi ya?), beef slices, and salad with mayonaise. Bokap gue yang bawa dari kantor, semacem kobsumsi gitu dari acara seminar. Gue ambil semangkuk kecil untuk sekedar nyobain karena sebelumnya udah makan siang. And when I combined it with a glass of Cocacola... oh God, I'm thankful that I'm blessed with taste buds in my tongue so I can taste various and amazing taste. :)
Kenikmatan makan ini akan sangat luar biasa kalau ditambah lagi lapar dan makanan yang dimakan penuh dengan minyak. Haha, hey I mean it. ;D
Cheers!
I Miss You A Lottos
Days ago, we're text messaging:
me: "I wanted to send all my love to you, but the postmain said it was too big. :)"
him: ":). Suruh bikin gembolan postmannya neng, muat geura, hehe."
And in the other day:
me: "Jika jarum jam berdetak mencari waktu, maka hatiku berdetak mencari kamu."
him: "Jika begitu kenyatanyaannya, saya ingin waktu itu berhenti berdetak, agar ketika kamu telah menemukan saya, kamu tak akan lari kemana-mana. *ga lihai banget sy ngegombalnya :p"
I miss you, silly. Really really do.
Cheers!
gombal words written by me is originally from this creative man.
me: "I wanted to send all my love to you, but the postmain said it was too big. :)"
him: ":). Suruh bikin gembolan postmannya neng, muat geura, hehe."
And in the other day:
me: "Jika jarum jam berdetak mencari waktu, maka hatiku berdetak mencari kamu."
him: "Jika begitu kenyatanyaannya, saya ingin waktu itu berhenti berdetak, agar ketika kamu telah menemukan saya, kamu tak akan lari kemana-mana. *ga lihai banget sy ngegombalnya :p"
I miss you, silly. Really really do.
Cheers!
gombal words written by me is originally from this creative man.
Sunday, May 16, 2010
SITH: Sekolah Ilmu Travelling dan Hura-hura
Jurusan gue, Mikrobiologi, berada di bawah yang namanya SITH. Semacam fakultas--kalo yang merasa sangat familiar dengan kata ini--tapi namanya 'sekolah'. Di ITB, fakultas itu untuk yang membawahi lebih dari 2 jurusan, sedangkan sekolah yang membawahi 2 jurusan aja. Contohnya, di FTSL atau Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ada jurusan sipil, lingkungan, kelautan, dan geodesi. Nah, kalo SITH atau Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, dimana gue berada, punya 2 jurusan: biologi dan mikrobiologi. Well, it is just sharing some knowledge, hehe.
Masih berpikir anak SITH kerjaannya di lab ngelombain jangkrik berantem (ini yang selalu bokap gue pikirkan) atau melototin bakteri di mikroskop? Hey, where have you been? Anggapan itu tidak sepenuhnya benar, karena nyatanya kita punya banyak kuliah ke lapangan alias JALAN-JALAN.
Makanya gue dan temen-temen merasa bangga di SITH, karena kami adalah Sekolah Ilmu Travelling dan Hura-hura :D :D :D
We're not just in laboratory..
...to Kawah Putih..
Fun isn't it? Hehe, kalau ada yang nyasar ke blog ini dan bingung mau jurusan apa, jadilah penerus kami di SITH, Sekolah Ilmu Travelling dan Hura-hura. Ayeah! ;D
Cheers!
Masih berpikir anak SITH kerjaannya di lab ngelombain jangkrik berantem (ini yang selalu bokap gue pikirkan) atau melototin bakteri di mikroskop? Hey, where have you been? Anggapan itu tidak sepenuhnya benar, karena nyatanya kita punya banyak kuliah ke lapangan alias JALAN-JALAN.
Makanya gue dan temen-temen merasa bangga di SITH, karena kami adalah Sekolah Ilmu Travelling dan Hura-hura :D :D :D
We're not just in laboratory..
..we also going around, to IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Bojongsoang..
...to Kawah Putih..
..also to Lab Kesehatan RSHS..
..and of course, Singapore!
..2 weeks later: Kawah Kamojang, Garut..
..then to Kawah Gunung Papandayan, Garut (me as assistant)
...and recently: to Pangalengan
Fun isn't it? Hehe, kalau ada yang nyasar ke blog ini dan bingung mau jurusan apa, jadilah penerus kami di SITH, Sekolah Ilmu Travelling dan Hura-hura. Ayeah! ;D
Cheers!
Saturday, May 15, 2010
Evolusi Ciput
Bagi yang ngga tahu ciput, maybe it'll helps:
ciput adalah sejenis topi yang dikenakan sebelum memakai kain jilbab untuk memberikan kesan struktur jilbab yang lonjong sempurna dan kokoh pada bagian wajah
- Aldyla Nisa Raditya, my clever-but-crazy friend :D
Memilih ciput layaknya memilih jodoh (oke, kejauhan sih kalau disamain kaya jodoh).
Memilih ciput layaknya mencari identitas (nah, ini baru bener). Orang yang baru pake jilbab pasti gonta-ganti ciput demi mencari ciput yang cocok dengan keinginan dan bentuk wajah.
Gue berkerudung sejak kelas 2 SMA. Waktu awal-awal, gue sempat diejek (sama orang yang udah dijilbab duluan dan bentuk jilbabnya udah established) waktu kerudung gue sangat tidak enak dilihat karena penyon disana-sini. Fyi, penyon adalah bahasa sunda untuk ngga rapi, melesak, dan semacamnya. I tell you, kerudung ngga rapi waktu masa-masa pertama pake jilbab adalah sesuatu yang wajar sewajar air mengalir dari hulu ke hilir.
Ciput kedua gue adalah ciput yang gue temukan di laci bekas kakak gue. Ciput kain dengan lapisan mika di bagian dalem topinya (on the top of the forehead when you wear it). Suatu hari ketika gue terburu-buru ngeberesin koper, ciput itu tertekan dan prek!, mikanya patah. Hweks. Alhasil bentuk kerudung gue jadi bengkok ke kanan. It was so bad and I lived with it for years. I guess people were thinking I'm ugly and wondering why I didn't repair or throw it away and buy the new one. So, taun kemarin ciput mika patah gue dipensiunkan dan diganti dengan ciput kain item yang simpel dan rapi. And the new me was born, haha :D.
Can you spot the difference? :D
Tren sekarang kayanya ciputless alias ga pake ciput untuk dasar kerudung. Gue pernah nyoba, but it didn't work. Gue heran aja ngeliat orang yang ciputless tapi kerudungnya ngebentuk, how come?? Mungkin lain kali gue coba lagi deh, dan kalo berhasil mungkin bisa jadi evolusi ciput gue selanjutnya.
Cheers!
New Template!
Gilak!
Mau ngeganti template aja usahanya setengah mati. Well, ngga segitunya sih, mungkin karena gue orangnya perfeksionis jadinya ngga puas dengan perubahan satu template yang ada cacatnya dikit di bagian tertentu. Faktor penghambat lainnya adalah gue memiliki kemampuan teknologi jaman batu, bahkan mungkin lebih purba dari suku Na'vi di film Avatar yang punya teknologi USB di masing-masing ujung rambut mereka dan harddisk pohon beringin jutaan giga di kampungnya (never watch it? get out of my way, hehe kidding ;p)
Call me old-fashioned. I'll tell you why:
1. Di rumah gue kehidupan teknologi gue hanya disokong oleh laptop Dell berkapasitas 7 GB. Is that clear to you? TUJUH GIGABYTE. Laptop gue kalah dengan satu flashdisk yang sekarang kapasitasnya sampe 16 GB. Ditambah flashdisk Kingston 4 GB. Total berapa? Yep, 11 GB. And remember, I HAVE NO COMPUTER.
2. Netbook gue yang ukuran dan beratnya merepresentasikan kapasitasnya, tentu tidak bisa dimasuki software-software yang cukup berat seperti Corel apalagi Photoshop. That's why gue lama nyari template yang bagus karena gue ga bisa bikin template sendiri, or even just modify the header. Someone please teach me use them ;(
3. Waktu laptop gue mau diinstall microsoft, bapak-bapak tokonya nanya: "Dek, mau 2007 atau 2003?". Gue, entah bodoh atau kesambet apa, bilang "2003 aja, Pak."
Ingin rasanya menceburkan diri ke dalam sumur ketika gue sadar akan kebodohan yang gue lakukan. Hasilnya sekarang gue seperti orang yang berkutat dengan MS-DOS (yang layarnya item, komputernya tebel banget kaya lemari, dan disketnya segede piring itu) while people get more sophisticated dengan MS 2007 yang ngetiknya pake layar sentuh yang setipis kulit pangsit.
Tapi! Sebego-begonya gue tentang teknologi, gue akan terus belajar untuk menjadi bisa. Bukankah semuanya itu berasal dari ketidaktahuan? Gue tidak boleh menyerah, gue harus semangat! Uoooo! >:o
Mau ngeganti template aja usahanya setengah mati. Well, ngga segitunya sih, mungkin karena gue orangnya perfeksionis jadinya ngga puas dengan perubahan satu template yang ada cacatnya dikit di bagian tertentu. Faktor penghambat lainnya adalah gue memiliki kemampuan teknologi jaman batu, bahkan mungkin lebih purba dari suku Na'vi di film Avatar yang punya teknologi USB di masing-masing ujung rambut mereka dan harddisk pohon beringin jutaan giga di kampungnya (never watch it? get out of my way, hehe kidding ;p)
Call me old-fashioned. I'll tell you why:
1. Di rumah gue kehidupan teknologi gue hanya disokong oleh laptop Dell berkapasitas 7 GB. Is that clear to you? TUJUH GIGABYTE. Laptop gue kalah dengan satu flashdisk yang sekarang kapasitasnya sampe 16 GB. Ditambah flashdisk Kingston 4 GB. Total berapa? Yep, 11 GB. And remember, I HAVE NO COMPUTER.
2. Netbook gue yang ukuran dan beratnya merepresentasikan kapasitasnya, tentu tidak bisa dimasuki software-software yang cukup berat seperti Corel apalagi Photoshop. That's why gue lama nyari template yang bagus karena gue ga bisa bikin template sendiri, or even just modify the header. Someone please teach me use them ;(
3. Waktu laptop gue mau diinstall microsoft, bapak-bapak tokonya nanya: "Dek, mau 2007 atau 2003?". Gue, entah bodoh atau kesambet apa, bilang "2003 aja, Pak."
Ingin rasanya menceburkan diri ke dalam sumur ketika gue sadar akan kebodohan yang gue lakukan. Hasilnya sekarang gue seperti orang yang berkutat dengan MS-DOS (yang layarnya item, komputernya tebel banget kaya lemari, dan disketnya segede piring itu) while people get more sophisticated dengan MS 2007 yang ngetiknya pake layar sentuh yang setipis kulit pangsit.
Tapi! Sebego-begonya gue tentang teknologi, gue akan terus belajar untuk menjadi bisa. Bukankah semuanya itu berasal dari ketidaktahuan? Gue tidak boleh menyerah, gue harus semangat! Uoooo! >:o
Bahkan baboon aja lebih canggih
Cheers!
Thursday, May 6, 2010
From Wordpress to Blogspot
Mungkin ada benernya juga temen gue bilang kalau gue suka mencoba sesuatu yang baru. Setelah 2 tahun blogging di Wordpress (dan tidak aktif :p), gue mulai pengen mencoba ke Blogspot. Well, there's some considerations why I turn to Blogspot:
1. Gue pengen menulis sesuatu yang sifatnya reporting tentang suatu hal baru atau tempat-tempat yang baru gue kunjungi (alasan mengapa gue menamai blog ini Travel and Living) karena sebelumnya di Wordpress lebih banyak menyoroti kehidupan pribadi gue. Dan untuk sesuatu yang baru itu, gue merasa butuh blog baru. Hehe ;p
2. Blogspot theme seems cleaner and more sophisticated. Entah gue yang gaptek atau apa, rasanya theme Wordpress agak susah didapet dan pilihannya terbatas, gue berkali-kali menemukan theme yang sama dengan theme blog gue.
3. Kesannya wordpress adalah blog dengan tema-tema serius, karena ga jarang gue menemukan wordpress yang postingnya berjudul ilmiah atau politik. Sedangkan blogspot keliatannya lebih dipake banyak orang untuk hal-hal yang fun dan fleksibel.
Okay, gue ga tahu apakah blogspot ini bersifat temporary or not. Ga dosa juga kan gue pindah-pindah blog ;)
Cheers!
Subscribe to:
Posts (Atom)