Saturday, May 29, 2010

Fermentstation: A Delicious Trip to Fermented Foods

Tanggal 28-29 April kemarin, jurusan gue, Mikrobiologi, mengadakan acara pameran makanan fermentasi yang bertajuk Fermenstation: A Delicious Trip to Fermented Foods. Fyi, yang ngasih nama itu gue looooh..hehe agak bangga juga soalnya acaranya besar dan baliho yang dipajang juga gede-gede dimana orang banyak bisa baca, dan tercantum di semua surat yang dikeluarin untuk ngurusin acara itu. Hehe, ada rasa gimanaa gitu ketika nama yang keluar dari ide lo tercetak hitam di atas putih ;)

Poster yang dipublikasi. Yaay! :D

Acara ini sebenernya adalah acara rutin tiap taun yang diadain mahasiswa tingkat 3 prodi Mikrobiologi yang memamerkan hasil penelitian mata kuliah Mikrobiologi Analitik. Jadi, di mata kuliah itu ada praktikum yang topik penelitiannya tentang makanan fermentasi, ada yang bikin nata de banana (kelompok gue), ikan samu, terasi udang, tempoyak, keju, dan tempe gembus. Hasilnya--yang tentunya udah diuji toksisitas dan organoleptik--dipamerkan ke khalayak banyak. Tujuannya adalah mengenalkan makanan fermentasi dan sekalian promosi prodi Mikrobiologi aja, biar eksis. Hehe.

Taun kemarin (angkatan 2006) juga ngadain, tapi makanan yang dipamerin cuma satu macem, keju doang, dan pamerannya berlangsung di selasar Kebab. Taun ini pas angkatan gue, Ibu Pingkan, selaku dosen matkulnya, pengen acaranya diperbesar dari skala tempat, produksi, publikasi, dan jumlah undangan. Jadilah kita sebagai pengisi acara juga merangkap panitia. Heboh banget deh, darah keringat air mata ngurusinnya.

Bu Pingkan: awal dari semua acara ini terjadi ;)

Sekedar berbagi pengetahuan, makanan fermentasi itu makanan yang melibatkan mikroba pada proses pembuatannya. Ada fermentasi spontan, yang mikrobanya udah secara alami muncul sendiri di makanan itu, ada fermentasi buatan, yang mikrobanya sengaja ditambahin. Makanan yang difermentasi biasanya lebih tahan lama dan cita rasanya meningkat. Contohnya ga usah jauh-jauh, tempe yang dimakan sehari-hari aja adalah produk fermentasi dari kacang kedelai yang dibantu sama jamur Rhizopus. Makanan fermentasi itu jumlahnya buuannnyaaak banget di seluruh dunia ini, di Indonesia aja belum tentu semuanya diketahui sama masyarakat luas. Mungkin harus ada yang mendata makanan fermentasi di seluruh Indonesia dan jadi semacam database gitu, sebelum makanan/minuman fermentasi unik yang tiba-tiba diklaim bangsa lain. Hmm, gue jadi berpikir, itu bisa juga jadi kerjaan ya (elus-elus dagu).

Nah, allow me to introduce our fermented foods exhibitioned in Fermentstation:
1. Nata de Banana : ini mirip sama nata de coco, bedanya kalau nata de coco pake bahan dasar air kelapa, kalau nata de banana pake air kulit pisang. Nata yang dihasilin sama persis kaya nata de coco, jadi jangan anggap nata de banana ada rasa-rasa pisangnya ya, hehe. Fermentasi ini pake bakteri Acetobacter xylinum.
2. Ikan samu : samu itu artinya beras. Ikan beras, apa itu? Jadi ikan samu itu ikan kembung yang dibalut beras, ditumpuk-tumpuk, terus disimpen (difermentasi) beberapa hari, dan voila jadi deh ikan samu yang asin. Fermentasi ini pake mikroba indigen, mikroba yang alami ada di situ.
3. Terasi udang : kalau yang ini kayanya udah ga asing lagi kali ya. Udang ditumbuk dan dikasih beberapa bumbu, disimpen dan jadi deh terasi udang. Fermentasi ini juga pake mikroba indigen.
4. Tempe gembus : tempe ini dibuat dari ampas tahu, difermentasi pake jamur Rhizopus. Tempe gembus ini jadi favorit loh pas pameran, abis enak dan testernya banyak, hehe.
5. Keju : keju yang dibuat ada dua macem, ada yang dari susu kedelai dan susu kambing. Keju susu kambing rasanya memang lebih enak dari susu kedelai, tapi harga susu kambing mahal banget, jadinya yang diperbanyak susu kedelai. Rasanya agak asem, tapi kalau ditambah apluket dan garlic jadi saus keju thousand island yang enak loh. Fermentasi ini kalau ga salah ditambahin mikroba tertentu, tapi gue lupa nama bakterinya apa. Hehe, forgive me kelompok keju ;p
6. Tempoyak : paasti banyak yang ga tau, hehe. Tempoyak itu fermentasi (pake mikroba indigen) durian yang sebelumnya udah ditambah cabe dan garem. Pasti bingung kan rasanya? Tempoyak ini makanan khas Palembang, biasa dijadiin bumbu masak. Pameran kemarin kelompok tempoyak ngolah ayam dan ikan patin pake tempoyak. Hasilnya? Enak banget ;)

Stand kelompok gue dikerubungin orang-orang yang lapar tester :p

Acara ini cukup sukses dilihat dari jumlah orang yang dateng, 1000 orang per hari datang untuk nyobain makanan fermentasi. Magnet terbesar sih emang gara-gara ada free tester, kebanyakan dari yang datang emang memburu free tester yang masing-masing stand nyedian. Oh iya, karena acaranya besar, jadi ga cuma stand 6 kelompok inti aja, juga ada tambahan dari stand-stand lain yang ikut ngeramein acara ini. Di hari kedua juga banyak media yang ngeliput, ada dari Trans TV (apa Trans 7 ya?), TV One, Metro TV, majalah Tempo, dan koran Kompas. Temen gue selaku ketua acara juga langsung dikerubungin wartawan aja, berasa artis lagi press conference.

Akhir kata, gue bangga dengan acara ini. Terutama acara ini adalah hasil dari kerjasama temen-temen seangkatan Mikrobiologi 2007. Oh, I'm so proud to be one of them. Kebersamaan kita membuktikan analogi batang lidi yang tipis rapuh bisa jadi sapu yang kuat ketika semua batang lidi itu bersatu. I love you, guys.







Buat angkatan 2008, sukses ya taun depan. Ayo buat acara pameran ini jadi lebih baik lagi, let the world knows what Microbiology and fermented food is. Let ITB knows that Microbiology has something to be proud of. Let high school students know that Microbiology is as popular as other major (yang kebanyakan jurusan teknik). And let the world knows that fermented foods can be the country's valuable asset.


Cheers!

No comments:

Post a Comment