Sunday, March 11, 2012

Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa.
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui.
Apakah kau masih selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap, sambil membenarkan letak leher kemejaku.


Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih,
Lembah Mandalawangi.
Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram.
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin.
Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu?
Ketika kudekap, kau dekaplah lebih mesra. Lebih dekat.
Apakah kau masih akan berkata,
"kudengar derap jantungmu."


Kita begitu berbeda dalam semua,
kecuali dalam cinta.

Puisi ini ada di soundtracknya film Gie. Bagi yang belum nonton, nontonlah. Gak akan rugi.


Tuhan, betapa aku mencintai kata.
Di dalam tiap sela yang terangkai indah, tiap hela nafas yang membawa jiwa, aku menari bersama kata. Biarkan aku hidup dengannya.

Cheers!

3 comments:

  1. AAAAAAAAA aku suka bgt lagu ini tapi udah lamaaaaa bgt gak dengerin ♥

    WhiteVeins

    ReplyDelete
  2. dengerin pake earphone, kash = eargasm :p

    ReplyDelete
  3. "Tuhan, betapa aku mencintai kata.
    Di dalam tiap sela yang terangkai indah, tiap hela nafas yang membawa jiwa, aku menari bersama kata. Biarkan aku hidup dengannya."

    Bagus :)

    btw, aku jg suka film Gie

    ReplyDelete