Saturday, July 15, 2017

Trust me I'm a... science communicator?

So, what is science communication?

Bahasa Indonesianya, scicomm ini adalah komunikasi sains. Sekali lagi, bukan ilmu komunikasi. Mirip? Iya, sure, karena ilmu komunikasi adalah dasar ilmu tentang all kinds of communication, sedangkan komunikasi sains adalah komunikasi yang dikhususkan untuk menjelaskan tentang ilmu pengetahuan.

"Science communication" sendiri adalah sesuatu yang sudah dilakukan dari jaman Galileo. Ketika para cendekia dan ilmuwan menemukan sesuatu, mereka menuliskan dan (beberapa) mempublikasikannya untuk diketahui publik. "Science communication" juga bisa dikatakan kegiatan seorang guru yang mengajarkan science ke muridnya. It is actually nothing extraordinary, because it's something that people do, like entertainment. Gak ada kan yang namanya "entertainment communicator"? Yang ada juga penyanyi, aktor, komedian, vlogger, dsb.

Lalu apa dong istimewanya?

The problem (that I read in many scicomm article) with "science communcation" which scientist do (either scientist-to-scientist or scientist-to-common-people) is that their research findings and journals are not really communicative.


(source)

Yang bisa gw bayangkan adalah; they are highly specific and complex. Di spot inilah kemudian science communication takes place. Bagaimana untuk dengan tepat menyampaikan ilmu tapi dengan cara yang bisa diterima oleh orang lain. Especially to non experts. Ya sama kaya guru ngajar tadi dong? No, I'm talking broad audience here, not just in academic class.

Get it?

Ok, let's see some real examples.

Mengambil analogi "entertainment communicator" tadi yang profesinya ada banyak, begitu juga dengan "science communicator". Ada beberapa profesi dan bentuk komunikasi. Artikel sains populer, dokumenter-dokumenternya BBC Knowledge dan National Geographic, pameran teknologi, sampai museum pun adalah bentuk komunikasi sains. Bahkan, di Youtube aja banyaak banget channel konten edukasi yang dikemas pop and very entertaining. Sebut aja ASAP Science, VSauce, TedEd, well kebanyakan memang dari Amrik sana, tapi produk lokal juga ada. The one that is growing nicely is Kok Bisa, although it not always presents science.

Kebanyakan konten sains gitu targetnya adalah anak-anak. Contohnya kayak acara "eksperimen kimia" di TVRI, atau yang agak up to date sekarang sih acara Laptop Si Unyil di Trans7. Pertanyaannya, kenapa (di Indonesia) gak ada konten serupa yang targetnya orang dewasa seperti konten-konten di channel Youtube tadi? Apakah ada semacam science magazine, science channel, atau science fair yang banyak diminati di Indonesia? As far as I know, kalau bicara soal itu, I feel like I'm looking on a lonely path. Semacam mall ruko yang sepi pengunjung, yang toko yang buka hanya beberapa, dan tampilannya usang.

That is what I aim for. I'm longing for, to be exact. Gw penasaran. Baik dengan diri sendiri maupun dengan scicomm di Indonesia. Penasaran ke diri sendiri karena pengen tahu skill apa yang bisa gw develop dalam scicomm ini. Penasaran yang kedua karena gw pengen tahu gimana sih kira-kira kondisi scicomm Indonesia: "gak penting", "belum siap", atau justru potensial? Ranah mana yang bisa ditarget, apa bentuk yang paling relatable?

Bahas "what" udah, lalu "who"? Siapa orang yang ngerjain scicomm emangnya?

Neil deGrasse Tyson dan Bill Nye adalah 2 sosok terkenal dunia as known as "the science guy" (which some of you may know them from memes--sepop itu mereka sampai bisa jadi meme, cool).


Bill Nye and Neil deGrasee Tyson

Favorit gw adalah Brian Cox, presenter dokumenter BBC Knowledge (and also the physicist behind it). I always get fascinated by the way he explains physic, so serene--it's like the breathtaking feeling when we see a beautiful view from a mountain top.


Brian Cox. He's handsome, don't you think? ;p

Lagi-lagi ya, gw selalu amazed by science. Tapi udah gitu aja, gak mau lihat dapur, haha. I'd say: science is pretty on the outside but ugly in the inside.

"...many people say that science communication is a soft option, the easy alternative for those who can’t hack the daily grind of research."

Haha, true. Trait "gak mau susah" gw strikes again. Let's get a bit personal bentar. Dulu pas milih jurusan juga bukan "salah jurusan", gw dengan kesadaran penuh memilih Mikrobiologi karena gw lebih suka ngintipin mikroba lewat mikroskop daripada harus ngebedah mencit memang suka ilmunya. Tapi kemudian diuji susah di TA, lalu gw pundung. Gw takutnya scicomm ini terulang lagi. But, things have changed. Kuncinya mungkin adalah di tujuannya; jangan mulai sesuatu hanya untuk benefit sendiri, tapi fokus di gimana kapabilitas gw bisa bawa manfaat untuk orang lain juga.

Kalau mau nyambung sama S2 atau kerjaan, inilah yang gw cari sekarang. Hal yang patut gw syukuri juga adalah pekerjaan gw sekarang mengarah kesana. It's not exactly what I want but then again reality is never perfect. But with all SIAR (Seri Informasi Akuakultur) that I manage and eFishery University that I'm working on, it's a pretty nice start.

Ke depannya, tentu, gw masih penasaran untuk melihat scope of view dan kesempatan yang lebih besar lagi dari ini. Semoga bisa.

By the way, if any of you know more or simply have another point of view on this, just let me know ya. Kalau ada yang menawarkan gw kesempatan kerjasama atau kerjaan juga boleh banget. ;)

Cheers!
#31dayswritingchallenge #day11

2 comments:

  1. Hai mba hawa, first of all thank you for posting this topic. Kalau boleh tahu menurut mba siapa di Indonesia orang yg bisa bicara scicomm ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, Mbak Ayu! Sori banget aku baru ngeh ada komen di post ini (soalnya jarang ada yg komen, haha).

      Orang yang bisa atau yang sudah? Belum kebayang spesifik siapa yang bisa, menurutku sepanjang dia punya minat akan sains dan bisa berkomunikasi dengan baik, he can be the one. Kalau yang sudah, kebetulan aku pernah ikut workshop dari Langit Selatan yang jg sebuah media komunikasi sains, utamanya di Astronomi. Kurasa ada banyak yang ga ke-cover jadi kita gak tahu.

      Mbak Ayu sendiri profesinya apa? Ngobrol japri kayaknya seru nih. ;)

      Delete